Pages

24 Des 2013

Laporan Praktikum Pendugaan Populasi

LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI
PENDUGAAN POPULASI
                                                                                     

Dosen : Dr. Dewi Cahyani, M. M











Oleh :
Nama                    : Ii Siti Jakiyah Nurhasanah
NIM                      : 59461164
Kelas                     : Biologi A/III
Kelompok             : 1 ( Satu )
Asisten                  : Ali Imran 
                                Aisyah                     
     


LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2010


Pendugaan Populasi
a.      Tujuan
Untuk mengetahui jenis dan jumlah organisme yang terdapat dalam suatu komunitas atau ekosistem
b.      Latar belakang
Suatu jenis organisme di alam dalam tingkatan populasi dan komunitas bergerak untuk menyesuaikan diri terutama sejalan dengan perubahan factor – factor biotik dan factor fisik suatu lingkungan. Prilaku organisme dalam tingkatan ini dapat dipelajari dan diketahui ketika mereka dalam jumlah individunya bertambah atau berkurang.
Dalam peristiwa ini, seleksi alam akan menyebabkan adanya perubahan besarnya mortalitas dan natalitas atau reproduksi individu – individu yang kemudian tercermin ke dalam struktur populasi yang dibentuk olehnya.
Ada beberapa macam metode dalam praktikum pendugaan populasi yang dapat dilakukan, antara lain :
1.      Metode pendugaan populasi indeks Lincoln – petreson
2.      Metode pendugaan populasi hanson
1.      1  Metode pendugaan populasi indeks Lincoln – petreson
Metode ini dikenal sebagai metode penangkapan – penandaan – dilepas kembali – dan ditangkap ulang untuk menduga besarnya populasi
2.      1 Metode pendugaan populasi hanson
Prinsip metode ini adalah “ jika perhitungan jumlah total individu dilakukan pada areal sama waktu berbeda, keadaan populasi di anggap menyebar secara binomial”

a.      Alat dan bahan
Alat     : cangkul, gelas ukur, toples,
Bahan : air dan detergen


b.      Langkah kerja
Ø  Membersihkan tanah dari ekosistem yang akan di amati
Ø  Membatasi petak kuadrat tersebut setiap satuan satu meter persegi
Ø  Menyediakan larutan detergen sebanyak 2 liter dengan setiap 1 liter air di campur 12,5 gram detergen
Ø  Menyemprotkan larutsn tersebut ke petak tanah yang akan di amati
Ø  Menunggu selam 15 menit amati yang terjadi. Catat jenis – jenis organisme yang keluar, setelah 15 menit pertama ulangi percobaan sebanyak 2 kali denag hitungan waktu 15 menit juga.
a.      Hasil pengamatan
Tempat            : Halaman PPTQ
15 menit pertama
No
Jenis
Jumlah
1.
Semut hitam besar
1
2.
Semut kecil
3
3.
Semut merah kecil
6
4.
Populasi semut merah
Banyak

15 menit kedua
No
Jenis
Jumlah
1.
Semut hitam
1
2.
Semut merah kecil
13
3.
Cacing tanah
1

a.       Pembahasan
Pada praktikum kali ini akan membahas mengenai pendugaan populasi yang bertujuan untuk mengetahui jenis dan jumlah organisme yang terdapat dalam suatu komunitas atau ekosistem dengan menggunakan bahan 12,5 gram detergen di campur dengan 1 liter air kemudian di semprotkan pada 1x1 meter tanah yang sudah dibersihkan, setelah itu diamati sebanyak 2 kali setelah menyemprotkan detergen masing-masing selama 15 menit. Praktikum ini dilakukan di halaman PPTQ.
Di dalam tanah hidup berbagai jasad renik (mikroorganisme) yang melakukan berbagai kegiatan bagi kehidupan mahkluk hidup lainnya atau dengan perkataan lain menjadikan tanah memungkinkan bagi kelanjutan makhluk –makhluk alami. Populasi mikrobiologi yang mendiami tanah, bersama dengan berbagai bentuk binatang dan berbagai jenis tanaman tingkat lebih tinggi membentuk suatu system kehidupan yang tidak terpisahkan dari bahan mineral dan sisa –sisa bahan organic yang ada dalam tanah.
Komposisi kuantitatif populasi dalam tanah dan kualitatif alam lingkungannya dapat dikatakan adalah sangat tergantung pada sumber dan kondisi alami dari tanah itu dan komposisi relative dari unsure- unsure organic dan anorganik.
Proses permulaan yang dilakukan adalah penyemprotan air detergen ke permukaan tanah yang sudah di bersihkan. Deterjan digunakan untuk untuk mendatangkan makro fauna tanah di sekitar tempat pengamatan dengan bau yang dihasilkan.
Suhu tanah merupakan salah satu faktor fisika tanah yang sangat menentukan kehadiran dan kepadatan organisme tanah. Dengan demikian suhu tanah akan menentukan tingkat dekomposisi material organik tanah. Fluktuasi suhu tanah lebih rendah dari suhu udara, dan suhu tanah sangat tergantung dari suhu udara. Suhu tanah lapisan atas mengalami fluktuasi dalam satu hari satu malam dan tergantung musim.
Pada 15 menit pertama belum di temukan cacing melainkan hanya beberapa semut beserta populasinya, kutu dan beberapa hewan kecil yang terdapat di dalam tanah. Hal ini bisa dikarenakan keadaan tanah yang belum terlalu jenuh. Setelah melakukan penyemprotan yang kedua kalinya dengan mencongkel sedikit lapisan tanah barulah ditemukan cacing tanah dan beberapa hewan kecil lainnya. Hal ini bisa disebabkan oleh keadaan tanah yang sudah mulai jenuh. Cacing tanah merupakan decomposer. Decomposer adalah makhluk hidup yang berfungsi untuk menguraikan makhluk hidup yang telah mati, sehingga materi yang diuraikan dapat diserap oleh tumbuhan yang hidup disekitar daerah tersebut.  Cacing tanah dapat menyuburkan tanah karena cacing tanah dapat mengeluarkan secret mucus sehingga dapat memperbaiki struktur tanah, kesuburan tanah dapat diidentifikasi melalui jumlah populasi cacing yang terdapat pada tanah tersebut. Jika jumlah cacing lebih banyak berarti tingkat kesuburan tanah lebih tinggi.
Celah-celah yang dibuat oleh cacing tanah dinamakan drilosfer, yang kaya bahan organic dan nutrien anorganik. Kondisi lingkungan tanah yang baik ini merupakan lingkungan yang baik untuk organisme. Cacing memiliki enzim selulosa dan khitinase yang ada pada ususnya yang membantu mendegradasi selulosa dan polimer khitin. (lud,2005)
Factor-faktor fisik yang mempengaruhi cacing tanah adalah kemasaman pH tanah, kelengasan tanah, temperatur, aerasi dan CO2, bahan organic, jenis tanah,dan suplai nutrisi.(Kemas Ali,2003)

Beberapa hewan invertebrata (tidak bertulang belakang) seperti cacing tanah, kutu juga berperan dalam pengurai sampah. Sesuai dengan peranannya dalam rantai makanan, mikroorganisme pengurai dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu :
o    Kelompok I (Konsumen tingkat I) yang mengkonsumsi langsung bahan organik dalam sampah, yaitu : jamur, bakteri, actinomycetes.
o    Kelompok II (Konsumen tingkat II) mengkonsumsi jasad kelompok I, dan;
o    Kelompok III (Konsumen tingkat III), akan mengkonsumsi jasad kelompok I dan Kelompok II.(Tohaga, 2009)
Beberapa jenis cacing tanah antara lain: Pheretima, Periony dan Lumbricus. Ketiga jenis cacing tanah ini menyukai bahan organik yang berasal dari pupuk kandang dan sisa-sisa tumbuhan. Cacing memiliki banyak kegunaan antara lain: membantu menghancurkan bahan organic yang dapat mempengaruhi kesuburan suatu tanah, Bahan Pakan Ternak, Bahan Baku Obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit, Bahan Baku Kosmetik dan bahan baku makanan untuk beberapa jenis cacing yang dapat dikonsumsi dan bermanfaat bagi manusia.




a.       Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dapat menarik kesimpulan bahwa :
1.      Di dalam tanah hidup berbagai jasad renik (mikroorganisme) yang melakukan berbagai kegiatan bagi kehidupan mahkluk hidup lainnya atau dengan perkataan lain menjadikan tanah memungkinkan bagi kelanjutan makhluk –makhluk alami. Selain jasad renik (mikroorganisme) juga terdapat cacing yang menjadi decomposer, Decomposer adalah makhluk hidup yang berfungsi untuk menguraikan makhluk hidup yang telah mati, sehingga materi yang diuraikan dapat diserap oleh tumbuhan yang hidup disekitar daerah tersebut.
2.      kesuburan tanah dapat diidentifikasi melalui jumlah populasi cacing yang terdapat pada tanah tersebut. Jika jumlah cacing lebih banyak berarti tingkat kesuburan tanah lebih tinggi.
3.      Komposisi kuantitatif populasi dalam tanah dan kualitatif alam lingkungannya dapat dikatakan adalah sangat tergantung pada sumber dan kondisi alami dari tanah itu dan komposisi relative dari unsure- unsure organic dan anorganik.












DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2007. http: wikipedia/dejerjen. (diakses tanggal 08 Nopember 2011)
Arnita,indriani.1990.Ekologi Umum.Gita Media Press : Jakarta.
Arnita,Indriani.1990.Ekologi Umum.Gita Media Press : Jakarta.

Ewusie J.Y.1990.Ekologi Tropika.ITB.Bandung:Bandung.

Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press : Yogyakarta

Suin,nurdin Muhammad.1989. Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara : Jakarta
Ewusie J.Y.1990.Ekologi Tropika.ITB.Bandung:Bandung.
Hanafiah, Kemas Ali. 2003. Biologi Tanah. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Harjowigeno, Sarwono. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta : Akademi Pressindo
Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press : Yogyakarta
Rahmawati.2010. http: library.usu.ac.id/dounloud/fp/hutan, . (diakses tanggal 08 Nopember 2011)
Suin,Nurdin Muhammad.1989. Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara : Jakarta
Waluyo,Lud.2005.Mikro Biologi Lingkungan. Malang:UMM-Press
Wirakusumah,Sambas. 2003. Dasar-Dasar Ekologi. Jakarta : UIP 

0 komentar:

Posting Komentar